Solo


Solo, tempat yang mempertemukanku dengan percikan-percikan kebahagian dan orang-orang hebat (red:selow) yang tidak akan kujumpai di tempat lainnya di muka bumi. Iya kalian.
Kalian yang menghapus capek dan pusing tentang kuliah dan skripsi kala itu.
Hmm pengalamanku tentang solo terlalu panjang untuk kuceritakan. Setiap malam selalu ada saja tempat makan yang kami kunjungi mulai dari sekitar jalan sriwedari sampai pinggiran kraton. Kadang di ngarsopuro dan taman sriwedari kami bisa 'kesenengan' disuguhi jazz gratis dan rock in solo. Bahkan taman balekambang yang asri pun membuat kami bisa menyanyikan lagu 'could it be love' milik raisa.
Solo memang penuh kenangan. Kuliner yang beragam mulai es potjong sampai selat mbak lies pasti tidak ingin dilewatkan.
Tapi, yang membuatku merasa kehilangan Adalah kebersamaan bersama kalian yang sekarang tak bisa kurasakan lagi. Apapun masalahnya, kita selalu bisa menyelesaikanya dengan bermain poker dan tertawa bersama-sama. 
Atau kalau kita ingin berolahraga ala ala atlit papan atas, kita bertanding badminton di pabelan dengan raket yang juga ala ala seadanya.
Kita memang sering begadang kawan, menikmati solo malam hari tidak akan selesai dalam semalaman. Angkringan pak pri, teh tarik pak iwan, susu shi jack, wedangan kampus atau bakso pak alex pun membuat malam kita sering terlalu singkat dinikmati bersama. 
Kawan, aku ingin mampir lagi ke solo bercerita kehidupan kita sekarang. Apa kalian masih sebahagia dulu? Masih sering bermain poker? Masih menelusuri jalan-jalan solo di malam hari? Waktu terlalu berjalan singkat saat kita bersama-sama ya. Tetaplah menjadi singo-singo solo, kawanku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DenoSa ~ Dewi Novita Sari

Welcome to Poland!

You Can Call Me Anything You Want