Musik Favoritku

Tanggal 5 April 2018 kemarin aku diajak oleh professorku field trip atau aktivitas lapangan di Rzecin Lake, letaknya ada di sebelah utara Poznan, di daerah perbatasan. Ini adalah kali ketiga professor mengajakku untuk field trip ke peatland (lahan basah atau lahan gambut dalam bahasa indonesianya). Pertama kali field trip aku diajak ke Danau Kusowo, Bydgoszcz bersama teamnya. Field trip kedua aku hanya berdua dengan professorku ke Rzecin lagi, karena memang daerah penelitianku untuk thesis ada disana.

Professorku ini orang yang sangat super duper baik masyaAlloh. Tiap kami pergi ke lapangan dia selalu membelikanku makanan, kadang makan berat, kadang juga roti, donat, etc. Selama aku tinggal hampir 2 tahun di Poland, baru kali ini ada orang lokal yang benar-benar baik padaku. Tau sendiri, disini orang-orang kalau sama muslim masih kurang bersahabat. Tapi, aku ga mau ngomongin tentang orang sini.. back to the topik

Pada field trip ketiga ini kami beranggotakan 3 orang (aku, Professor, dan Malo). Malo adalah mahasiswa master dari Prancis yang internship selama 2 bulan di kampusku. Waktu aku tanya ternyata program internship semacam itu cuma diisi dengan jalan-jalan macam field trip begini. Enak banget kan.. Udah gitu dia sama sekali ga ngambil mata kuliah jadi, totally free..

Kami berangkat pukul 09.00 dengan mobil sedan Volkswagen professorku, seperti biasa dia yang menyetir, Malo disebelah kanan, dan aku duduk di belakang. Saat mau berangkat, ternyata ga sengaja musik di mobil belum dimatikan dan itu bener-bener kencang. Ternyata lagu yang kami dengar adalah dari Neal Morse.. Oke fine.

Dari situlah pembicaraan mengenai musik dimulai.
Professorku yang menurutku sangat kharismatik dan pinter naudzubillah ini ternyata sangat menyukai musik death metal dan rock alternative semacam band Neal Morse, The Dream Theater, Metallica, dan lainnya yang hanya professor dan Malo tahu. Btw, Malo ini ternyata juga anak Band jadi cocoklah mereka ngomongin musik beginian. Aku sebagai anak tiri yang duduk dibelakang cuma bisa manggut-manggut aja.
Mungkin karena professor tau aku daritadi diem, dia langsung nanya-nanya tentang musik favoritku..

"Dewi, do you like death metal's song?" 

sontak aku kaget, bingung mau menjawab.. kalo bilang ga suka nanti aku dikeluarkan dari 'circle of conversation', tapi kalo bilang suka, takut kalau nanti ditanya-tanya lebih lanjut tambah matek lahh aku.

"eemm..eee.. I like sir.." dalam hati pasrah aku menjawab dusta diatas noda

Setelah tahu jawabanku yang meng'iya'kan itupun, si Malo-Malo kucing bertanya dan sudah kuduga pasti akan berbuntut dusta diantara noda kuadrat.

"Owh really? what kind of your favorite song?" katanya dengan semangat

Berhubung pengetahuanku tentang death metal dan bolo kurowonya itu cuma 10-20%, aku bilang suka pada group band Ramones hahaha.. Nama group band ini langsung seketika meluncur dari mulutku gara-gara dulu teman sekamarku selalu memakai kaos bergambar Ramones dan sering tidak pernah dicuci, lalu kutanyakan siapa sih Ramones itu? Teman kamarku menjawab kalau itu band aliran punk metal dari Amerika. Padahal blaasss aku gapernah sekalinya tau ini band
Ya maklum lah, sajianku yang bikin goyang cuma dari mbak Nella Kharisma.

Tahu jawabanku seperti itu, Malo dan professorku tertawa bahagia. Dalam hatiku berkata,
'untung bisa jawab ini soal'
Tapi, tak sampai disitu saja rasa penasaran mereka dengan musik favoritku, masih ada soal lanjutan dari professorku.

"Dewi, have you ever heard about Neal Morse? They have a really good songs, do you wanna listen to them?"

'yaampun.. yaampun matek lah aku, perjalanan field trip ini bakalan jadi kaya konser berjalan death metal kalo kaya gini'

Melihat pertanyaan yang bertubi-tubi datang padaku, akhirnya jurus ngeles seribu bahasa aku keluarkan.

"Of course sir, I really want to listen, but do you know Frank Sinatra? I think, If someday Neal Morse make a collaboration with him, It would be spectacular"

Seketika aku merasa seperti ahli permusikan abad 21 dengan sok menggabung-gabungkan nama musisi besar yang kutahu.

"hmm that sound is good, but do you know that Frank Sinatra was died since 1998?"

ya..ya..ya kalian pasti bisa membayangkan ekspresiku yang seperti karak kesuwen dipepe nang latar.

Dengan jurus per-ngelesan aku pun mengatakan kalau sekarang bisa menggunakan digital collaboration biar tercipta musik death metal-jazz-i hahahaha
dapat dari mana otaku ngomong begitu sama professorku, tak ada logika.

Lalu akhirnya setelah melakukan dosa diatas noda bertubi-tubi, aku ngaku kalau lebih suka musik jazz dibanding death metal. Sampai aku ceritakan kalau aku punya mesin waktu, aku mau kembali ke tahun 2013. Saat itu ada konser David Benoit dan MLTR di Jogjakarta yang tidak bisa kubeli tiketnya karena ga punya uang.Harusnya aku pinjem uang ke pegadaian buat beli tiket nonton konser itu ya.

Tapi, setelah celotehan dan dagelan-dagelanku yang terkesan ngalor-ngidul ini membuat suasana di mobil jadi lebih rame.

Sesampainya kami di lapangan, kami bertemu dengan Professor lain dan asistennya yang sedang melakukan penelitian juga saat itu. Banyak berbincang-bincang dan have a lot of fun setiap aku disana, mungkin karena aku merasa memiliki 'laboratorium' sendiri yaitu alam dan apapun yang dilakukan disana benar-benar menunjukan kalau Laboratorium terbesar yang kita miliki ya bumi kita ini. Setiap pulang pasti jadi lebih ceria dan selalu berkesan ada ilmu baru.
Aku selalu berterima kasih pada professorku yang selalu mengajak untuk melihat alam yang sebenar-benarnya, karena itu kelak akan jadi laboratoriumku sepanjang hidup.
Ini yang beberapa foto kemarin yang diabadikan

 bersama Malo dari Prancis
Diambil dari kamera Professor

Professor berbincang dengan Malo








Komentar

Postingan populer dari blog ini

DenoSa ~ Dewi Novita Sari

Welcome to Poland!

You Can Call Me Anything You Want