The Different One (Me)


Okay tulisanku kali ini akan sedikit bercerita tentangku, tentang beberapa masa kelamku, tentang beberapa perjuanganku menjadi diriku sendiri. Boleh disimak pemirsah please jangan menangis seperti saat aku menuliskan cerita ini.

Aku terlahir dari Ayah seorang petani dan ibu perias manten di Magelang, Jawa Tengah. Keluargaku sangatlah menjunjung tinggi nilai kesederhanaan dengan selalu memberikan slogan pada anak-anaknya "menunduk kebawah." Dari kebanyakan orang aku terlahir sebagai the different one. Kenapa aku sebut demikian? karena dari silsilah keluargaku tidak ada yang memiliki mata dan rambut kecoklatan sepertiku. Suatu saat apabila kau pertama melihatku akan terlintas dipikiranmu kalau aku ini orang india? turki? arab? bahkan ukraina.

Baiklah masa-masa kelamku terjadi di saat aku menginjak bangku sekolah dasar. Pertama kali aku memiliki zona pertemanan dengan sejawat. Setiap aku berangkat sekolah di hari-hariku banyak aku lalui dengan cemoohan "Bule gila.. bule gila.. bule gila" dan banyak yang tidak mau berteman denganku. Tahukah perasaan seorang anak berumur 8 tahun yang setiap hari dipanggil demikian? Hey guys please im not crazy, im just different and i dont know why Alloh gave me bright skin, brown eyes and brown hair.
Dahulu setiap pulang sekolah aku selalu menangis sendirian di kamarku dan berkata pada diriku
"Kenapa aku seperti ini? apa aku salah? kenapa aku tidak seperti teman-temanku yang lain?"
Pikiran anak berumur 8 tahun memang terlalu dangkal, kadang aku sering mencaci Tuhanku dan orang tuaku kenapa aku berbeda, tapi lama kelamaan nama aliasku itu aku terima dengan lapang dada. Aku tidak pernah menyalahkan Tuhanku lagi kenapa aku diciptakan dengan bentuk seperti ini.

Masa Peralihan menuju SMP banyak aku lalui dengan kisah cinta monyet yang juga menyakitkan. Sekalinya aku memiliki cinta pertama,seketika itu juga aku di tolak mentah-mentah oleh orang tersebut. Tentu saja di saat itulah nama aliasku semakin menjadi-jadi dan lebih terkenal dari sebelumnya. Lucu? Bagi seorang remaja perempuan yang sedang puber kala itu adalah hal yang paling memalukan, kadang dia ingin terlihat manis di depan para laki-laki tapi di lain pihak nama alias yang seolah tertempel di keningnya meredupkan semangat yang dibangun.
Aku dulu sering di-bully oleh beberapa kakak kelas yang tidak suka akan kehadiranku, pembulian itu menyebabkan aku harus berangkat sangat pagi dan paling pagi dari lainnya (05.30) karena mereka menuliskan kata-kata kasar di tiap papan tulis kelas, alhasil aku akan berangkat pagi untuk menghapusnya agar tidak pernah ada orang yang melihat dan rahasia ini selalu aku simpan sampai saat ini.
Its a tragedy? No.. aku punya banyak teman yang baik kala itu, beberapa orang yang memang sangat mengerti aku dan masih berteman sampai saat ini.

Masa SMA adalah masa paling kelam dalam sejarah hidupku sampai saat ini. Selama yang kuingat lebih banyak tangisan entah itu tentang keluargaku yang berada di ujung tanduk atau kehidupan sosialku yang tidak sesuai jalurnya. Ibuku pindah ke luar negeri untuk menjadi seorang TKW, bapaku yang agak terganggu jiwanya kala itu kadang bersikap aneh. Aku harus mengurus diriku, kakek-neneku, bapaku, dan juga adiku yang masih SD. Beberapa teman pun terlihat mana yang benar-benar baik padaku, hanya baik didepan saja ataupun dengan terang-terangan mengatakan benci kepadaku. Aku seperti tidak memiliki siapapun lagi kala itu. Kadang aku tersenyum dan menjahili teman-temanku untuk mengisi waktu luang tetapi hari-hariku benar-benar terasa membosankan. Aku tidak tahu apa yang kumaui, apa yang menjadi cita-citaku, kenapa aku harus belajar hal-hal yang tidak kusukai, kenapa aku harus lebih unggul dari teman-temanku yang memang memiliki bakat dan kecerdasan yang briliant. Disaat itulah aku menjadi anak yang benar-benar nakal dan jauh melampui koridor. Kadang aku kabur dari rumah dan berada entah di suatu tempat dengan orang-orang baru yang tidak aku kenal selama beberapa hari. Kelam.
Apa yang membuatku sadar? aku memiliki bidadari yang tidak ada duanya di dunia akhirat
~iya itu adalah ibuk.
Satu-satunya manusia yang membuatku tersenyum tiap pagi dengan sapaan lembutnya dan mengarahkanku menjadi pribadi yang lebih baik hingga kini. Apabila beliau tidak ada, entah tidak tahu apa yang terjadi dengan kala itu.

Masa aku kuliah di UGM adalah masa pembuktian, kepada saudaraku, teman-temanku, dan terutama kepada diriku sendiri. Seorang gadis yang memiliki hasil ujian nasional fisika berupa angka 5 bahwa "aku mungkin bisa kamu panggil bule, gila atau lainnya tapi aku tidak akan menjadi gadis bodoh! aku mungkin mendekati level kegilaan saat kesepian tapi aku tidak mau dikalahkan hanya karena omongan orang-orang yang merendahkanku dulu." Dan dari perjalanan beratku itulah aku menjadi mahasiswa terbaik ke-2 se UGM kala itu. Aku menjadi kepercayaan beberapa dosen untuk penelitiannya dan bisa mengantarkanku melanjutkan S1 di Solo, dan sekali lagi aku pernah menginjakan kakiku di mimbar wisuda UMS kala itu untuk berpidato.

"Dan aku masih seorang gadis bodoh di belahan dunia lain.."
Kini aku hidup dalam mimpiku, menjelajah belahan dunia lain berkat doa dan kesediaan Dewi Novita Sari yang ada dalam diriku untuk tetap selalu menjadi the different one. Aku menemukan diriku dari sepotong coklat saat aku merasa kesepian, lalu akan aku katakan kau masih bodoh dan harus terus belajar agar tidak ada orang yang merendahkanmu lagi. Masa-masa itu sudah berlalu, beberapa orang yang mengenalku pasti mengatakan hidupku penuh perjuangan dan inspirasi. Tapi terlepas dari itu aku tetap akan menjadi diriku yang telah dibentuk dari beberapa masa-masa kelam. Aku akan selalu menjadi the different one yang diberikan hak hidup sepenuhnya oleh Tuhanku.




Poland, awal musim dingin 2016



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DenoSa ~ Dewi Novita Sari

Welcome to Poland!

You Can Call Me Anything You Want