Pengalaman Oscar
Tulisanku kali ini membahas tentang sahabat baikku dari Columbia, Oscar Rico Armando.
Menurutku dia merupakan salah satu orang special yang dipilih oleh Tuhan karena memiliki pengalaman spiritual yang sangat luar biasa. Dia lahir 24 tahun lalu di Bogota, Ibukota Columbia. Ayah dan ibunya merupakan keluarga yang baik-baik saja. Normal. Memiliki 2 anak, Oscar dan Kakaknya Torro. Keluarganya beragama katolik, namun ayahnya tidak begitu mempercayai Tuhan. Hal tersebut normal di negara barat, bahkan atheis pun diakui keberadaannya. Oscar pun begitu.
Sebelum dia memasuki usia 21 tahun, dia tidak percaya pada Tuhan. Sama sekali. Sampai suatu ketika keadaannya berubah 180 derajat. Ibunya menderita penyakit yang membuatnya sering kehilangan ingatan. 2 hari setelah ibunya meninggal, ayahnya membawa perempuan lain tinggal di rumahnya. Kakaknya pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan cedera otak ringan dan tidak memungkinkan melakukan apapun. Harapan satu-satunya keluarga Oscar saat itu, hanya dia.
Oscar benar-benar seperti setengah mati dengan keadaan yang dialaminya. Pernah dia mencoba bunuh diri, mabuk sampai akan melakukan tindakan kriminal. Sangat liar. Dia sama sekali tidak mengenal TuhanNya.
Hingga pada suatu ketika, saat bimbingan skripsi. Dosennya bertanya,
"Oscar, kamu percaya Tuhan?"
Dari situ dia banyak mengobrol mengenai Dzat Maha Besar yang mampu menciptakan bimasakti dan tidak terikat dengan waktu. Tidak ada massa, gravitasi, waktu awal dan akhir.
Sejak saat itu Oscar sering membaca tentang agamanya dan mendalami tentang asal usul penciptaan alam semesta.
Pada suatu malam di kamar kontrakannya yang cukup kecil, dia sendirian sedang membaca buku di atas kasur. Tiba-tiba muncul perasaan ketakutan luar biasa yang belum pernah dia rasakan. Dia hanya memandangi lampu kamarnya, sumber cahaya satu-satunya. Semakin lama bulu kuduknya semakin berdiri. Four your information, saat Oscar flashback menceritakan kejadiaan ini padaku, benar-benar aku rasakan angin dingin disekitar kami pelan-pelan menyergap dan aku pun seperti ikut melihat flashback kejadian itu.
Tiba-tiba lampu kamarnya meredup, sangat-sangat pelan, kemudian berkedip-kedip. Dia masih memandangi lampu itu lebih dalam lagi dengan menggigil ketakutan. Saat redupan yang ketiga tiba-tiba cahaya lampu itu berubah sangat menyilaukan, sampai seisi ruangan semua berwarna putih terkena silau. Oscar awalnya hanya melihat semuanya putih. Lambat laun dia dapat melihat sepasang kaki yang benar-benar sangat besar. Katanya, tinggi Oscar pun tidak sampai seujung kuku kaki tersebut. Dia hanya bisa melihat kaki, ketika ditengoknya ke atas pandangannya tak sampai ke wajah pemilik sosok kaki tersebut. Dia tidak bisa berkata apapun dan tidak bisa merasakan nafasnya sendiri. Beberapa saat kemudian, tangan sosok itu turun dan menyelimuti Oscar dengan lembut. Sangat pelan hingga semua badan Oscar tertelungkup. Sama halnya dengan kaki yang dilihatnya, tangannya pun tak bisa dijabarkan dengan ukuran meter. Terdengar suara gema entah dari sosok tersebut atau lainnya.
"Semua akan baik-baik saja. Hiduplah dengan baik"
Kurang lebih itulah perkataan yang masih Oscar ingat hingga saat ini. Seketika dari punggung Oscar terasa sangat gatal luar biasa. Dia menggaruknya semakin keras, ternyata yang didapatkannya keluar bulu seperti angsa berwarna gelap. Ditariknya bulu itu dari punggungnya, sangat sakit katanya. Akan tetapi, semakin lama semakin keluar banyak bulu dan membentuk sayap. Saat ditengoknya kebelakang seketika itu juga semuanya berubah menjadi putih kembali seperti awal dia menatap lampu kamarnya. Dia tidak sempat melihat sayapnya yang keluar. Tiba-tiba dia sudah berada kembali di kamarnya. Aku bertanya berapa lama kejadian itu berlangsung, dijawabnya saat itu benar-benar sangat lama di alam itu tetapi di dunia "nyata" kejadian itu hanya berlangsung hanya hitungan menit.
Katanya,
"Dalam dimensi itu, tidak ada limit waktu. Kamu tidak akan bisa merasakan kapan dan dimana, siapa
dirimu, tidak ada batas, tidak ada atas dan bawah, tidak ada langit dan bumi, tidak ada massa, itu adalah sebuah dimensi dimana hanya ada perasaan nyaman dan damai"
Sejak kejadian itu, Oscar sangat rajin beribadah menurut kepercayaannya. Dia mulai belajar mengenal Tuhan dan mampu bangkit dari keterpurukannya.
Dari pengalaman Oscar, meskipun kita dilahirkan berbeda dan memiliki kepercayaan yang berbeda pula. Hal terpenting bagi kita adalah harus percaya ada Dzat diluar batas kemampuan kita. Pengetahuan kita pun tidak mampu mendiskripsikan bahkan hanya 1 % tentang Dzat itu secara logika.
Waallohualam
Ini dia sahabat baikku, Oscar. Orang yang sangat baik dan teman sharing selama aku di Poland
Menurutku dia merupakan salah satu orang special yang dipilih oleh Tuhan karena memiliki pengalaman spiritual yang sangat luar biasa. Dia lahir 24 tahun lalu di Bogota, Ibukota Columbia. Ayah dan ibunya merupakan keluarga yang baik-baik saja. Normal. Memiliki 2 anak, Oscar dan Kakaknya Torro. Keluarganya beragama katolik, namun ayahnya tidak begitu mempercayai Tuhan. Hal tersebut normal di negara barat, bahkan atheis pun diakui keberadaannya. Oscar pun begitu.
Sebelum dia memasuki usia 21 tahun, dia tidak percaya pada Tuhan. Sama sekali. Sampai suatu ketika keadaannya berubah 180 derajat. Ibunya menderita penyakit yang membuatnya sering kehilangan ingatan. 2 hari setelah ibunya meninggal, ayahnya membawa perempuan lain tinggal di rumahnya. Kakaknya pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan cedera otak ringan dan tidak memungkinkan melakukan apapun. Harapan satu-satunya keluarga Oscar saat itu, hanya dia.
Oscar benar-benar seperti setengah mati dengan keadaan yang dialaminya. Pernah dia mencoba bunuh diri, mabuk sampai akan melakukan tindakan kriminal. Sangat liar. Dia sama sekali tidak mengenal TuhanNya.
Hingga pada suatu ketika, saat bimbingan skripsi. Dosennya bertanya,
"Oscar, kamu percaya Tuhan?"
Dari situ dia banyak mengobrol mengenai Dzat Maha Besar yang mampu menciptakan bimasakti dan tidak terikat dengan waktu. Tidak ada massa, gravitasi, waktu awal dan akhir.
Sejak saat itu Oscar sering membaca tentang agamanya dan mendalami tentang asal usul penciptaan alam semesta.
Pada suatu malam di kamar kontrakannya yang cukup kecil, dia sendirian sedang membaca buku di atas kasur. Tiba-tiba muncul perasaan ketakutan luar biasa yang belum pernah dia rasakan. Dia hanya memandangi lampu kamarnya, sumber cahaya satu-satunya. Semakin lama bulu kuduknya semakin berdiri. Four your information, saat Oscar flashback menceritakan kejadiaan ini padaku, benar-benar aku rasakan angin dingin disekitar kami pelan-pelan menyergap dan aku pun seperti ikut melihat flashback kejadian itu.
Tiba-tiba lampu kamarnya meredup, sangat-sangat pelan, kemudian berkedip-kedip. Dia masih memandangi lampu itu lebih dalam lagi dengan menggigil ketakutan. Saat redupan yang ketiga tiba-tiba cahaya lampu itu berubah sangat menyilaukan, sampai seisi ruangan semua berwarna putih terkena silau. Oscar awalnya hanya melihat semuanya putih. Lambat laun dia dapat melihat sepasang kaki yang benar-benar sangat besar. Katanya, tinggi Oscar pun tidak sampai seujung kuku kaki tersebut. Dia hanya bisa melihat kaki, ketika ditengoknya ke atas pandangannya tak sampai ke wajah pemilik sosok kaki tersebut. Dia tidak bisa berkata apapun dan tidak bisa merasakan nafasnya sendiri. Beberapa saat kemudian, tangan sosok itu turun dan menyelimuti Oscar dengan lembut. Sangat pelan hingga semua badan Oscar tertelungkup. Sama halnya dengan kaki yang dilihatnya, tangannya pun tak bisa dijabarkan dengan ukuran meter. Terdengar suara gema entah dari sosok tersebut atau lainnya.
"Semua akan baik-baik saja. Hiduplah dengan baik"
Kurang lebih itulah perkataan yang masih Oscar ingat hingga saat ini. Seketika dari punggung Oscar terasa sangat gatal luar biasa. Dia menggaruknya semakin keras, ternyata yang didapatkannya keluar bulu seperti angsa berwarna gelap. Ditariknya bulu itu dari punggungnya, sangat sakit katanya. Akan tetapi, semakin lama semakin keluar banyak bulu dan membentuk sayap. Saat ditengoknya kebelakang seketika itu juga semuanya berubah menjadi putih kembali seperti awal dia menatap lampu kamarnya. Dia tidak sempat melihat sayapnya yang keluar. Tiba-tiba dia sudah berada kembali di kamarnya. Aku bertanya berapa lama kejadian itu berlangsung, dijawabnya saat itu benar-benar sangat lama di alam itu tetapi di dunia "nyata" kejadian itu hanya berlangsung hanya hitungan menit.
Katanya,
"Dalam dimensi itu, tidak ada limit waktu. Kamu tidak akan bisa merasakan kapan dan dimana, siapa
dirimu, tidak ada batas, tidak ada atas dan bawah, tidak ada langit dan bumi, tidak ada massa, itu adalah sebuah dimensi dimana hanya ada perasaan nyaman dan damai"
Sejak kejadian itu, Oscar sangat rajin beribadah menurut kepercayaannya. Dia mulai belajar mengenal Tuhan dan mampu bangkit dari keterpurukannya.
Dari pengalaman Oscar, meskipun kita dilahirkan berbeda dan memiliki kepercayaan yang berbeda pula. Hal terpenting bagi kita adalah harus percaya ada Dzat diluar batas kemampuan kita. Pengetahuan kita pun tidak mampu mendiskripsikan bahkan hanya 1 % tentang Dzat itu secara logika.
Waallohualam
Ini dia sahabat baikku, Oscar. Orang yang sangat baik dan teman sharing selama aku di Poland
Komentar
Posting Komentar