PilihanNYA


Kita lahir di bumi ini tidak dapat memilih. Siapa yang bisa kau jadikan Bapak? Siapa yang bisa kau jadikan Ibu? atau siapa yang bisa kau jadikan saudaramu?. Kelak kita pun tak dapat memilih seperti apa anak yang akan kau lahirkan dan kau asuh.

Kadang ketidak bersyukuran kita terhadap apa yang kita miliki merupakan alibi kesalahan yang dilimpahkan kepada orang lain. Seorang ibu yang tidak menginginkan kelahiran anaknya dari hasil hubungan gelap misalnya, akan berusaha menggugurkannya padahal si bayi pun sebenarnya tidak bisa memilih mau lahir dari perut ibu yang mana. Kalaupun tetap dilahirkan kelak si ibu pasti akan keras, tak menghargai, bahkan sering memaki si anak dengan alasan yang tidak jelas. Dan sekali lagi kita tahu bahwa bukan salah si anak harus lahir dari rahimnya. Malang.

Kita tidak bisa menjadi seperti game aplikasi yang bisa menentukan bagaimana bentuk wajah, warna kulit, berapa jumlah gigi, warna iris bola mata, rambut, bahkan bau badan kita. Tapi kita terlalu sombong, memandang diri kita lebih cantik atau tampan dari orang lain. Merubah apa yang menjadi  ketentuan Pemilik kita sebenarnya, bahkan lucunya kadang kita mengklaim pemberianNYA itu masih jauh dari kata sempurna.

Pernah suatu ketika seorang Ibu, orang yang kita anggap suci lahir batin yang sejengkal kakinya pun adalah surga, nafasnya kelak bak wangi bunga kasturi di surga itu memaki buah hatinya sendiri. Memberikan bekas merah di badan dengan cambukan. Melemparinya dengan kata-kata tidak sudi. Hanya karena kesalahan kecil bahkan untuk sebuah keisengan seorang anak kecil yang saking inginnya melihat berudu di sungai.
Tapi, di kitab suci selalu tertulis Ibu, Ibu, Ibu, dan Ayah adalah ridho bagi kalian. Akankah Ibu yang selalu memaki, mengkasari bahkan sampai membunuh titipanNYA itu tetap akan menjadi ridho? ataukah jalan ke surga dari kakinya itu harus dilewati dengan pukulan dan hantaman dasyat bagi fisik maupun mental?
Sombong. Hanya karena mereka lahir lebih dahulu dan beruntungnya kita tidak bisa memilih ditempatkan di keluarga seperti apa. Saya katakan beruntung karena Pemilik kita tidak asal main undian saja menempatkan kita dalam posisi demikian. Ada sebuah alasan. Dan itu pasti.
Sekalipun Bapak-Ibu-Saudara tidak dapat kita pilih namun 3 hal yang masih bisa kita perjuangkan dan layak kita pilih di dunia ini. Sahabat, Pendamping, dan Impianmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DenoSa ~ Dewi Novita Sari

You Can Call Me Anything You Want

Welcome to Poland!