ogród botaniczny

Awal bulan Maret di Eropa ditandai dengan perubahan musim dari winter ke spring. Selain perubahan suhu yang mulai menjadi hangat, terjadi perubahan waktu di jam menurut GMT. Sebagai contoh, pada musim autumn-winter perbedaan waktu Eropa dengan Indonesia adalah 6 jam sedangkan pada musim spring-summer perbedaan waktunya menjadi lebih sedikit yakni 5 jam. Kenapa bisa demikian?
Karena di bagian bumi bagian utara deklinasi matahari dan intensitas lama penyinaran matahari lebih lama. Di Polandia sendiri siang bisa berlangsung selama hampir 20 jam pada puncak musim summer. Pusing ga tuh? Akan tetapi, saat musim winter malamnya bisa sebaliknya lebih lama 20 jam.
Aku masih bersyukur tinggal di Polandia yang dalam satu hari ada siang dan malam. Coba kalian bayangkan naik sedikit ke arah utara ada negara Norwegia atau Greenland yang selalu melihat matahari selama hampir 6 bulan dalam setahun dan tidak ada malam. Terus kalau lagi ramadhan bisa-bisa mati kelaparan ga ada bedug magrib.
Sungguh disayangkan Global warming membuat perubahan iklim dari winter ke spring kali ini tidak dapat diprediksi. Secara teori bulan maret sudah mulai muncul bunga-bunga dengan suhu yang dingin-dingin basah tetapi, sampai bulan mei ini perubahan suhu bisa terjadi tiap jam dalam sehari. Sebagai contoh, pagi hari hujan intensitas rendah siang sedikit panas bukan main nanti sorenya turun salju. Perubahan yang sangat drastis dan sama sekali tidak normal. Bayangkan saja ini sudah bulan mei dan mendekati akhir spring tapi masih turun salju? Kalau iman dan ketakwaanmu tidak kuat mungkin kamu akan "misuh-misuh" di jalanan karena melihat Accu Weather hari ini cuaca cerah tapi ternyata turun salju.
Merayakan spring pertamaku disini, aku mengunjungi ogród botaniczny Lódzi (kebun raya Lodz) dalam bahasa Polish nya. Disini tiap pertengahan spring terdapat hampir 500 jenis bunga dan tanaman yang memang dibudidayakan. Tokoh utama dari kebun raya ini adalah bunga tulip yang mana kita tahu adalah bunga kebanggaan orang Eropa. Bunga tulip sebenarnya hanya tumbuh sekali dalam setahun dan benar-benar mekar selama 2 minggu saja. Sehingga, pada bulan Mei dan Juni kebun raya ini akan dipenuhi oleh pengunjung yang mau melihat si bunga tulip ini.
Jenis tulip bisa bermacam-macam dan kebanyakan bernama latin jadi aku tidak banyak ingat. Untuk masuk ke kebun raya di Lodz ini pengunjung bisa membayar 4 zloty saja sekitar 16 ribu rupiah.
Kesanku pertama melihat tulip sebenarnya biasa saja, tapi karena pemerintah disini menata taman ini dengan sangat bagus dan layak untuk pengunjung (terutama anak-anak) makanya kesanku jadi luar biasa.
Kadang aku berpikir juga bagaimana kalau pemerintah kita nantinya bisa banyak memberdayakan lahan kosong menjadi lahan tertata seperti taman atau tempat rekreasi yang bisa menampung banyak minat wisata dan tentu saja kesegaran rohani. Karena manusia hidup itu sangat dan benar-benar butuh rekreasi, percayalah orang kaya orang miskin orang gila pun membutuhkan yang namanya aspek rekreasi dalam hidupnya. Dengan mengambil contoh pengembangan kebun raya di Lodz ini ada beberapa konsep yang bisa dikembangkan pemerintah Indonesia dalam mengembangan aspek taman dan wisata. Sebagai contoh, bisa diadakan festival yang ekslusif dimiliki oleh taman tersebut agar tercipta kekhasan di setiap taman, pengembangan tanaman langka Indonesia misalnya taman bunga bangkai;taman melati;taman anggrek, import dan budidaya tanaman dari negara lain, dan masih banyak lagi ide-ide lain.
Berikut ini aku berikan dokumentasi bagusnya bunga tulip di Lodz:





 

Gimana cantik bukan bunga-bunganya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DenoSa ~ Dewi Novita Sari

You Can Call Me Anything You Want

Welcome to Poland!